, , ,

Susanti Saparudin Apresiasi Inisiatif SMA Negari 1 Puding Besar untuk Belajar di Tempat Bangunan Bersejarah

by -12 Views
Sumber: Jurnalis Bangkatimes.com

Bangkatimes.com|Pangkalpinang – Susanti Saparudin menerima kegiatan kunjungan siswa-siswi SMA Negeri 1 Puding Besar ke Rumah Dinas Residen Wali Kota Pangkalpinang sebagai salah satu bangunan bersejarah peninggalan Pemerintah Kolonial Belanda, Senin (27/10/25).

Kegiatan tersebut didampingi oleh Kepala SMA Negeri 1 Puding Besar bersama para guru. Kegiatan tersebut merupakan bentuk pembelajaran untuk menggali sejarah di Bangka Belitung (Babel) yaitu Rumah Dinas Residen Wali Kota Pangkalpinang sebagai salah satu bangunan bersejarah peninggalan Kolonial Belanda saat menjajah Indonesia. Sehingga dalam mempelajari sejarah diperlukan pembelajaran yang melihat langsung tempat bangunan bersejarah.

Dalam sambutannya, Ketua TP PKK Kota Pangkalpinang Susanti Saparudin menyampaikan apresiasi atas inisiatif pihak sekolah yang mengajak siswanya belajar langsung di lingkungan bersejarah. Ia menilai kegiatan semacam ini penting untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan cinta terhadap daerah sendiri.

“Kita bersyukur diberi kesempatan untuk berkumpul dan belajar bersama. Anak-anak hari ini bisa mengenal sejarah peninggalan Belanda secara langsung, khususnya di rumah dinas ini. Silakan bertanya dan gali pengetahuan sebanyak-banyaknya dari narasumber,” ujarnya.

Sumber: Jurnalis Bangkatimes.com

Ia juga berpesan agar para siswa mempersiapkan diri menghadapi ujian praktik kerja lapangan (PKL) dan menatap masa depan dengan semangat belajar.

“Semoga kunjungan ini memberi inspirasi dan semangat untuk terus belajar, agar nantinya bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan menjadi generasi yang berkontribusi bagi lingkungan,” tambahnya.

Sementara itu, salah satu narasumber Akhmad Elvian selaku sejarawan dan budayawan di Kota Pangkalpinang mengungkapkan bahwa 3 September 1913 M Ibu Kota Keresidenan Bangka oleh Pemerintah Kolonial Belanda dipindahkan ke Pangkalpinang yang dulunya berada di Mentok.

“Sejak 1848 M sudah disiapkan Pangkalpinang sebagai Ibu Kota Keresidenan Bangka karena lokasinya yang strategis hingga sekarang bangunannya sudah dibuat seperti ini, di depannya ada 2 meriam yang sudah ada Sejak 1840 M. Meskipun demikian, ibu kota belum dipindahkan dari Mentok hingga sampai 3 September 1913 M,” sampainya.

Sumber: Jurnalis Bangkatimes.com

Akhmad Elvian juga menambahkan bahwa alasan Pemerintah Kolonial Belanda memindahkan ibu kota pemerintahan ke Pangkalpinang karena letaknya yang sangat strategis berada di tengah Pulau Bangka untuk memudahkan dalam kontrol dan mobilisasi pasukan terhadap distrik yang ada saat itu.

“Alasan Ibu Kota Keresidenan Bangka dipindahkan ke Kota Pangkalpinang karena letaknya yang sangat strategis yang berada di tengah Pulau Bangka dan dapat menjangkau seluruh distrik. Saat itu ada 10 distrik di antaranya Mentok, Pangkalpinang, Jebus, Belinyu, Sungailiat, Merawang, Sungai Selan, Koba, Toboali, dan Lepar Eilanden. Sehingga pengontrolan distrik olek pemerintahan Belanda lebih mudah dengan jarak tempuh yang tidak terlalu jauh melalui pasukannya,” sambungnya.

By: B..

banner 728x90

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.