Oleh: Rusi Sartono, S.IP
Wakil Ketua DPRD Bangka Selatan Fraksi Partai Gerindra Periode 2024 – 2029
BANGKA BELITUNG – 96 tahun telah berlalu sejak Sumpah Pemuda pertama kali diikrarkan pada 28 Oktober 1928, dan peringatan ini tak hanya menjadi momen bersejarah, tetapi juga sumber refleksi bagi generasi muda Indonesia. Di tengah era globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, penting untuk kembali memaknai semangat persatuan dan nasionalisme yang menjadi inti dari Sumpah Pemuda. Semangat ini, yang tercermin dalam ikrar “Satu Tanah Air, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa,” merupakan fondasi bagi keberlanjutan identitas dan keutuhan Indonesia di tengah dinamika sosial-politik yang semakin kompleks.
Sumpah Pemuda bukan hanya sebuah deklarasi, melainkan perwujudan tekad untuk membangun bangsa yang kuat dan bersatu. Pada masa itu, para pemuda dari berbagai suku, agama, dan latar belakang budaya yang berbeda berkumpul dalam Kongres Pemuda II, berkomitmen untuk mengesampingkan perbedaan demi satu tujuan bersama: kemerdekaan dan kemajuan Indonesia. Momen ini menjadi simbol kebangkitan nasional dan menunjukkan bahwa di tengah perbedaan, terdapat kekuatan yang mampu menyatukan seluruh elemen bangsa. Dalam konteks saat ini, peringatan Sumpah Pemuda mengingatkan kita akan pentingnya persatuan di tengah ancaman disintegrasi yang mungkin datang dari berbagai sudut, baik internal maupun eksternal.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, peran pemuda selalu menjadi penentu. Pemuda adalah motor penggerak yang memiliki semangat, ide, dan inovasi untuk membawa perubahan. Hal ini tidak berubah sejak masa perjuangan kemerdekaan hingga era reformasi, dan seharusnya tetap relevan dalam konteks modern. Namun, tantangan yang dihadapi pemuda saat ini jauh berbeda dengan masa lalu. Di tengah arus globalisasi, kemudahan akses informasi, dan perkembangan teknologi, generasi muda Indonesia dihadapkan pada masalah-masalah baru, seperti radikalisme, individualisme, dan polarisasi sosial yang kian tajam. Sumpah Pemuda seharusnya menjadi pedoman untuk menjaga integritas bangsa serta memperkokoh ikatan di antara kita sebagai satu kesatuan yang utuh.
Selain sebagai upaya untuk menjaga persatuan, peringatan Sumpah Pemuda juga menjadi pengingat bagi kita untuk tetap menghargai keragaman yang ada di Indonesia. Negara ini dibangun di atas fondasi Bhinneka Tunggal Ika, yang menegaskan bahwa perbedaan bukanlah halangan untuk bersatu, melainkan kekuatan untuk saling melengkapi. Keragaman suku, agama, bahasa, dan budaya di Indonesia seharusnya dilihat sebagai aset, bukan sebagai potensi konflik. Sayangnya, di era digital saat ini, banyaknya informasi yang beredar justru memperbesar potensi terjadinya polarisasi. Media sosial, yang seharusnya menjadi alat pemersatu, sering kali malah menjadi tempat munculnya ujaran kebencian, berita palsu, dan provokasi yang memicu konflik horizontal. Dalam situasi seperti ini, semangat Sumpah Pemuda harus dihidupkan kembali agar pemuda Indonesia bisa menjadi garda terdepan dalam menjaga toleransi dan menghargai keberagaman.
Semangat Sumpah Pemuda juga dapat dimaknai sebagai ajakan untuk terus berinovasi dan berkontribusi bagi bangsa. Generasi muda hari ini memiliki akses pada teknologi yang memudahkan mereka untuk belajar, berkreasi, dan bersaing di kancah global. Dengan berbagai kemudahan ini, pemuda Indonesia memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam berbagai bidang, seperti teknologi, sains, seni, dan olahraga. Namun, sering kali kita melihat masih adanya sikap apatis di kalangan pemuda terhadap isu-isu nasional, yang sebagian disebabkan oleh ketidakpercayaan mereka terhadap pemerintah atau sistem yang ada. Hal ini sangat disayangkan, karena semangat nasionalisme tidak seharusnya bergantung pada kondisi politik semata. Sumpah Pemuda mengajarkan kita bahwa cinta tanah air harus ada dalam diri setiap individu, apa pun keadaan negaranya.
Peran pemuda dalam pembangunan bangsa seharusnya tidak terbatas pada perayaan simbolis atau formalitas belaka. Pemuda Indonesia harus mengambil peran aktif dalam mencari solusi bagi berbagai permasalahan bangsa. Tantangan seperti pengangguran, kerusakan lingkungan, pendidikan, hingga kemiskinan memerlukan ide dan aksi nyata dari generasi muda. Mereka harus mampu melihat peluang dalam setiap tantangan dan berani bertindak. Tidak bisa dipungkiri bahwa keberhasilan suatu bangsa terletak pada kualitas generasi mudanya. Jika pemuda Indonesia mampu menerapkan semangat Sumpah Pemuda dalam kehidupan sehari-hari, maka Indonesia memiliki harapan besar untuk menjadi bangsa yang maju dan berdaya saing di masa depan.
Meskipun peringatan Sumpah Pemuda terjadi setiap tahun, esensi dari ikrar ini sering kali terlupakan di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern. Banyak dari kita yang hanya mengingatnya sebagai momen seremonial tanpa benar-benar memaknai artinya. Padahal, nilai-nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda adalah warisan yang sangat berharga dan relevan sepanjang masa. Nilai-nilai tersebut mengajarkan kita tentang arti kebersamaan, pengorbanan, dan cinta terhadap tanah air. Jika nilai-nilai ini terus dijaga dan diamalkan, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi negara yang solid, harmonis, dan sejahtera di masa depan.
Namun, perlu diingat bahwa menjaga persatuan bukanlah tanggung jawab pemuda semata. Setiap elemen masyarakat, termasuk pemerintah, akademisi, dan sektor swasta, harus mendukung pemuda dalam mewujudkan cita-cita bersama ini. Pemerintah harus memberikan ruang dan kesempatan bagi pemuda untuk berperan aktif dalam berbagai bidang. Pendidikan juga harus diarahkan untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan memperkuat karakter generasi muda. Selain itu, masyarakat juga memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pemuda untuk berkembang. Dengan kolaborasi yang baik di antara semua elemen bangsa, semangat Sumpah Pemuda dapat terus hidup dan menjadi kekuatan yang menjaga keutuhan bangsa.
Sumpah Pemuda juga menekankan pentingnya penguasaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Bahasa Indonesia tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai identitas bangsa. Di era modern, ketika pengaruh budaya asing semakin kuat, menjaga dan melestarikan bahasa Indonesia menjadi tantangan tersendiri. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan pemuda, perlu terus dipromosikan. Meskipun menguasai bahasa asing penting dalam era globalisasi, kita tidak boleh melupakan bahasa kita sendiri. Bahasa Indonesia adalah warisan budaya yang harus kita jaga, dan peran pemuda sangat krusial dalam melestarikannya.
Dalam dunia yang semakin terhubung ini, nasionalisme tidak berarti menutup diri dari dunia luar. Sebaliknya, nasionalisme yang sejati adalah kemampuan untuk menjadi bagian dari komunitas global tanpa kehilangan identitas sebagai bangsa Indonesia. Semangat Sumpah Pemuda mengajarkan kita untuk bangga menjadi Indonesia, namun tetap terbuka pada kemajuan dan pembaruan. Nasionalisme yang inklusif seperti ini adalah modal besar bagi Indonesia untuk bersaing secara global. Pemuda yang memiliki semangat nasionalisme yang kuat akan mampu membawa Indonesia ke level internasional dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan.
Sumpah Pemuda adalah sebuah ajakan untuk terus maju dan berkembang sebagai bangsa. Tantangan yang dihadapi Indonesia ke depan tidaklah ringan, tetapi dengan semangat persatuan dan kerja keras, kita bisa menghadapi segala rintangan. Pemuda Indonesia harus menjadi teladan dalam hal semangat juang, integritas, dan kepedulian terhadap sesama. Mereka harus bangkit dan berkontribusi nyata bagi kemajuan Indonesia, sebagaimana pemuda-pemuda pada tahun 1928 yang berani mengikrarkan sumpah untuk satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa.
Melalui peringatan 96 tahun Sumpah Pemuda ini, mari kita renungkan kembali kontribusi yang telah kita berikan bagi Indonesia. Mari kita bangkitkan semangat kebangsaan dan persatuan yang pernah dinyatakan dengan tegas oleh para pendahulu kita. Semangat ini bukan hanya milik mereka, tetapi juga milik kita, para generasi penerus bangsa. Kita adalah bagian dari perjalanan panjang Indonesia, dan di tangan kita-lah masa depan bangsa ini berada. Semoga peringatan Sumpah Pemuda tidak hanya menjadi momen untuk mengenang, tetapi juga untuk memperbaharui tekad dan komitmen kita bagi Indonesia yang lebih baik. (Red/**)