Oleh: Rusi Sartono, S.IP
Wakil Ketua DPRD Bangka Selatan Fraksi Partai Gerindra
BANGKA BELITUNG – Peringatan 24 tahun hari jadi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan momentum penting untuk merefleksikan perjalanan panjang daerah ini, mulai dari pembentukannya hingga pencapaian yang diraih saat ini. Sejak pemisahan administrasi dari Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2000, Bangka Belitung telah menunjukkan perkembangan signifikan dalam berbagai aspek, termasuk ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. Namun, di balik capaian tersebut, terdapat tantangan kompleks yang memerlukan perhatian serius untuk memastikan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
Bangka Belitung memiliki potensi besar yang didukung oleh kekayaan alamnya, seperti timah, perikanan, dan pariwisata. Sektor pertambangan, terutama timah, telah menjadi tulang punggung ekonomi daerah ini selama beberapa dekade. Namun, dominasi sektor ini juga menyisakan persoalan serius, seperti kerusakan lingkungan, konflik sosial, dan ketergantungan ekonomi yang tinggi terhadap sumber daya alam tidak terbarukan. Eksploitasi yang berlebihan telah mengubah wajah lingkungan Bangka Belitung, dengan kerusakan ekosistem dan degradasi tanah yang sulit dipulihkan. Dalam konteks ini, refleksi hari jadi provinsi harus menjadi titik awal untuk memperkuat komitmen terhadap pengelolaan sumber daya yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Selain sektor pertambangan, pariwisata di Bangka Belitung memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak ekonomi alternatif. Dengan pantai-pantai yang indah, kekayaan budaya lokal, dan keramahan masyarakat, Bangka Belitung dapat menarik wisatawan domestik maupun internasional. Namun, pengembangan pariwisata memerlukan pendekatan yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan ekonomi, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan dan keaslian budaya. Infrastruktur yang memadai, kebijakan yang mendukung, serta pemberdayaan masyarakat lokal harus menjadi prioritas dalam pengelolaan sektor ini. Hal ini penting untuk memastikan bahwa manfaat ekonomi dari pariwisata dapat dirasakan secara merata oleh masyarakat, tanpa mengorbankan kelestarian sumber daya alam dan warisan budaya.
Di sisi sosial, Bangka Belitung merupakan miniatur keberagaman Indonesia, dengan populasi yang terdiri atas berbagai etnis dan agama. Harmoni yang telah terjalin selama ini menjadi modal sosial yang sangat berharga bagi pembangunan daerah. Namun, dinamika sosial yang kompleks juga dapat memunculkan potensi konflik jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, upaya untuk memperkuat kohesi sosial melalui pendidikan multikultural, dialog antaragama, dan penguatan nilai-nilai toleransi harus terus dilakukan. Pemerintah daerah perlu mengambil peran aktif dalam menciptakan kebijakan yang mendukung integrasi sosial, sembari memastikan hak-hak kelompok minoritas terlindungi dengan baik.
Dalam sektor pendidikan, Bangka Belitung masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk keterbatasan akses dan kualitas pendidikan di beberapa wilayah terpencil. Meskipun terdapat upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan, kesenjangan antara daerah perkotaan dan pedesaan masih menjadi persoalan yang perlu diatasi. Peningkatan akses terhadap pendidikan berkualitas harus menjadi salah satu prioritas utama dalam agenda pembangunan daerah, mengingat peran penting pendidikan dalam membentuk sumber daya manusia yang kompeten dan berdaya saing. Selain itu, penguatan pendidikan vokasi yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja lokal, seperti di bidang pertambangan, perikanan, dan pariwisata, juga penting untuk memastikan lulusan pendidikan memiliki peluang kerja yang lebih baik.
Dari sisi tata kelola pemerintahan, transparansi dan akuntabilitas harus menjadi pilar utama dalam penyelenggaraan pemerintahan di Bangka Belitung. Kasus-kasus korupsi yang pernah mencuat di beberapa daerah menjadi pengingat akan pentingnya pengawasan yang ketat terhadap pengelolaan anggaran dan kebijakan publik. Pemerintah daerah harus terus mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, sehingga kebijakan yang dihasilkan lebih sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Pemanfaatan teknologi informasi dalam tata kelola pemerintahan, seperti sistem e-government, dapat menjadi solusi untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi pelayanan publik.
Dalam menghadapi tantangan global, seperti perubahan iklim dan ketidakpastian ekonomi, Bangka Belitung harus mampu beradaptasi dengan mengembangkan strategi pembangunan yang inovatif dan berkelanjutan. Perubahan iklim, misalnya, telah memberikan dampak nyata pada sektor pertanian dan perikanan, yang menjadi sumber penghidupan bagi sebagian besar masyarakat di daerah ini. Oleh karena itu, investasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi ramah lingkungan menjadi sangat penting untuk mendukung adaptasi terhadap perubahan iklim. Di sisi lain, diversifikasi ekonomi juga harus terus didorong untuk mengurangi ketergantungan terhadap sektor-sektor tradisional yang rentan terhadap fluktuasi pasar global.
Hari jadi ke-24 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bukan hanya tentang perayaan, tetapi juga refleksi mendalam terhadap apa yang telah dicapai dan tantangan yang masih dihadapi. Peringatan ini harus menjadi momen untuk memperkuat komitmen semua pihak pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam mewujudkan visi pembangunan yang berkelanjutan, inklusif, dan berkeadilan. Dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki, memperbaiki kelemahan yang ada, serta menghadapi tantangan dengan inovasi dan kolaborasi, Bangka Belitung dapat terus berkembang menjadi provinsi yang maju dan sejahtera, sekaligus menjadi teladan bagi daerah lain di Indonesia.